Cara Pengukuran Motivasi

Cara Pengukuran Motivasi

Motivasi tidak dapat diobservasi secara langsung tetapi harus dilakukan pengukuran. Terdapat beberapa cara untuk mengukur motivasi yaitu dengan tes proyektif, kuesioner dan perilaku (Notoatmodjo, 2010).

  • Tes proyektif: Apa yang kita katakan merupakan cerminan dari apa yang ada dalam diri kita. Dengan demikian untuk memahami apa yang dipikirkan orang, maka berikan stimulus yang harus diinterprestasikan. Salah satu teknik proyektif yang banyak dikenal adalah Thematic Apperception Test (TAT). Dalam test tersebut klien diberikan gambar dan klien diminta untuk membuat cerita dari gambar tersebut. Dalam teori Mc Leland dikatakan, bahwa manusia memiliki tiga kebutuhan yaitu kebutuhan untuk berprestasi (n-ach), kebutuhan untuk power (n-power), kebutuhan untuk berafiliasi (n-aff). Dari isi cerita tersebut kita dapat menelaah motivasi yang mendasari diri klien berdasarkan konsep kebutuhan diatas.
  •  Kuesioner

Salah satu cara untuk mengukur motivasi yaitu melalui kuesioner dengan meminta klien untuk mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing motivasi klien. Pengukuran motivasi menggunakan kuesioner dengan skala Likert yang berisi pernyataan-pernyataan terpilih dan telah diuji validitas dan realibilitas.

1)    Pernyataan positif ( Favorable)

a)     Sangat setuju (SS)

Jika responden sangat setuju dengan pernyataan kuesioner yang diberikan, maka responden akan mendapatkan skor 4.

b)    Setuju (S)

Jika responden setuju dengan pernyataan kuesioner yang diberikan, , maka responden akan mendapatkan skor 3.

c)     Tidak setuju (TS)

Jika responden tidak setuju dengan pernyataan kuesioner yang diberikan, maka responden akan mendapatkan skor 2.

d)    Sangat tidak setuju (STS)

Jika responden sangat tidak setuju dengan pernyataan kuesioner yang diberikan, maka responden akan mendapatkan skor 1.

2)    Pernyataan negatif ( Unfavorable )

a)     Sangat setuju (SS)

Jika responden sangat setuju dengan pernyataan kuesioner yang diberikan, , maka responden akan mendapatkan skor 1.

b)    Setuju (S)

Jika responden setuju dengan pernyataan kuesioner yang diberikan, maka responden akan mendapatkan skor 2.

c)     Tidak setuju (TS)

Jika responden tidak setuju dengan pernyataan kuesioner yang diberikan,  maka responden akan mendapatkan skor 3.

d)    Sangat tidak setuju (STS)

Jika responden sangat tidak setuju dengan pernyataan kuesioner yang diberikan, maka responden akan mendapatkan skor 4 (Notoatmodjo, 2010).



Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta


Comments

  1. Lebih efektif pendekatan secara proyektif. Maybe

    ReplyDelete
  2. Lebih efektif pendekatan secara proyektif, maybe

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Memutihkan gigi dengan Baking Soda

Manage Financial Stress

Peran Perawat pada Terapi Komplementer